Hello I’m An Architect

Sebuah judul yang sangat harfiah, halo saya adalah seorang arsitek. Lebih seperti memperkenalkan diri dibanding judul tulisan ya. Salam kenal, saya adalah seorang Sarjana Arsitektur, lulusan program studi Arsitektur di Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya.

Profesi arsitek adalah profesi yang cukup dikenal di masyarakat, namun masih ada kerancuan didalamnya terutama pada konteks apa saja sih yang sebenarnya menjadi tanggung jawab arsitek. Beberapa persepsi yang ada dimasyarakat tentang arsitek adalah seorang yang ahli dalam membangun rumah, ahli dalam menggambar rumah, ahli dalam menghitung biaya untuk membangun rumah dan lain sebagainya. Tidak salah sih, karena hal tersebut juga termasuk dalam lingkup pekerjaan lainnya. Tapi persepsi tersebut bisa dibilang juga tidak terlalu tepat karena sebenarnya menjadi arsitek itu tidak hanya sekedar menggambar atau mendesain rumah, tapi lebih luas dari itu.

Saya bekerja sebagai arsitek sejak awal tahun 2020 ini, masih belum lama. Sebelumnya pada rentang tahun 2012 hingga 2019 saya bekerja di sebuah kontraktor di Surabaya. Tahun 2012 saya mulai bekerja paruh waktu untuk mengisi kesibukan pasca saya meninggalkan kuliah saya yang sebelumnya, mungkin lain waktu saya akan ceritakan jatuh bangunnya saya dalam menempuh pendidikan strata satu. Saya bekerja sebagai drafter 3D di kantor tersebut. Drafter gampangnya adalah juru gambar, tugas saya adalah menerjemahkan gambar denah rumah yang sudah ada kedalam bentuk 3D dan membuat visualisasinya untuk dipresentasikan kepada klien. Hingga pada akhirnya tahun 2017 saya diangkat sebagai arsitek junior di kantor tersebut. Nah disini saya mulai merasakan gambaran besar tentang pekerjaan arsitek.

Tugas sebagai arsitek junior membawa saya belajar banyak hal tentang profesi arsitek yang akan saya geluti. Tidak hanya sekedar menerjemahkan gambar yang sudah ada, melainkan juga membuat desain yang sesuai dengan klien dan budget yang ada. Keahlian yang dimiliki tidak hanya duduk didepan komputer dan membuat desain, tapi juga harus pandai untuk mendengarkan keinginan klien, memfasilitasi kebutuhan klien, mengkomunikasikan desain kepada kontraktor dan sekaligus menjadi pemimpin ketika pembangunan berlangsung. Ada banyak keahlian diluar berhadapan dengan komputer dan program desain yang perlu untuk terus diasah untuk menjadi arsitek yang baik. Selain itu saya juga dituntut untuk mempelajari tentang pedoman hubungan kerja antara klien dan arsitek agar apa yang saya lakukan sebagai arsitek tidak menyalahi peraturan perundangan yang berlaku.

Selain mendesain rumah tinggal arsitek juga dituntut untuk mampu mendesain bangunan lain seperti bangunan bertingkat, perkantoran, rumah sakit, bandara, pabrik, pergudangan, mall, dan bangunan publik lainnya. Masing- masing bangunan tersebut perlu pendekatan yang lebih mendalam terkait dengan pengguna, lokasi, dan iklim setempat. Dalam konteks yang lebih luas, profesi arsitek bahkan dibagi dalam dalam keahlian yang lebih spesifik diantaranya adalah arsitek lanskap, arsitek interior, arsitek lighting (tata cahaya), hingga penataan kota. Profesi arsitek adalah profesi dengan tuntutan untuk pemecahan masalah dalam konteks bangunan baik dalam skala terkecil (ruang) hingga skala besar (perkotaan).

Dalam pelaksanaannya pekerjaan arsitek juga berkaitan dengan profesi lain. Saya ambil contoh ketika saya menangani pekerjaan rumah tinggal ya. Pada pelaksanaanya saya tidak hanya berkoordinasi dengan klien (empunya rumah) tetapi juga dengan kontraktor (bisa juga dengan pemborong), ahli kelistrikan, ahli pemipaan, serta ahli pengolahan limbah. Semuanya terlibat dan memberi kontribusi agar desain yang saya buat dapat terwujud dengan baik. Desain yang baik tentu tidak hanya berkaitan dengan tampilan rumah yang bagus, mewah, atau bahkan instagramable saja ya. Tetapi juga berkaitan dengan kenyamanan didalam rumah, alur sirkulasi pengguna yang baik dan yang lebih penting adalah sustainable. Contohnya nih ya, ketika didalam rumah sebisa mungkin pengguna tidak merasakan panas yang berlebih (‘sumuk’ dalam bahasa Jawa), pengguna mendapat privasi dari tamu maupun tetangga, serta sebisa mungkin rumah yang dirancang tidak membebani lingkungan.

Bisa dibilang sih profesi arsitek mencakup hal yang cukup luas, tidak sekedar bisa menggambar rumah maka seseorang akan disebut sebagai arsitek ya. Perlu pembelajaran yang terstruktur, pengalaman, dan intuisi yang diasah secara terus menerus untuk menjadi seorang arsitek yang baik.

Terimakasih telah membaca tulisan saya. Tulisan ini adalah upaya saya untuk berbagi pengalaman dalam profesi sebagai arsitek. Silahkan tinggalkan komentar agar bisa berinteraksi lebih dekat.
Salam.

Arsitek arsitektur Awal balada Covid-19 Dirgahayu Drafter Experience Indonesia Interior Kenjeran keseharian Learning Center malas Mojokerto Pandemi pekerjaan Pertama Pikiranku RI71 Sharing Surabaya Tentang Arsitektur Trip Report

Leave a Comment