Sedikit Tentang Warna…

Apa itu warna? Semua orang tentunya sudah lama mengenal warna, bahkan mungkin mulai bayi kita sudah mulai belajar mengenali warna. Warna merupakan sesuatu yang sangat familier bagi semua orang. Tapi pernahkan terbersit dibenak kita tentang apa itu warna? Bagaimana warna itu terbentuk? Dan apa saja pengaruh warna dalam dunia arsitektur? Mari kita mencoba berbicara sedikit tentang warna.

Menurut saya, warna merupakan sesuatu yang memberi “kesan” tertentu terhadap suatu benda. Misal, sebuah kayu akan berkesan klasik jika warna yang kita aplikasikan merupakan jenis warna gelap seperti coklat tua ataupun warna-warna ebony. Sebaliknya, jika warna yang diaplikasikan merupakan jenis warna pastel atau warna-warna metalik, maka kayu tersebut akan berkesan lebih modern.

Dalam buku Menata Rumah Dengan Warna, Imelda Akmal menjelaskan bahwa warna adalah perbedaan gelombang cahaya yang timbul akibat refleksi cahaya yang diserap ataupun dipantulkan  oleh permukaan benda yang berbeda-beda pula. Jadi ketika mata kita menangkap warna merah, hal tersebut disebabkan permukaan benda tersebut memantulkan spektrum warna merah dan menyerapwarna lainnya ketika tertimpa cahaya. Cahaya yang berbeda bias sinarnya akan menciptakan warna yang berbeda pula.

Dalam dunia arsitektur, warna merupakan elemen yang penting. Keberadaan warna dapat juga menentukan indah atau tidaknya sebuah karya arsitektural. Karena sangat vitalnya fungsi warna, kebanyakan para desainer interior ataupun arsitek akan benar-benar mempertimbangkan warna apap yang akan diaplikasikan pada tiap karya mereka.

Pemberian warna akan menciptakan atmosfer tertentu pada setiap bangunan. warna juga dapat berfungsi sebagai pembentuk mood dan atmosfer sebuah ruangan. Contohnya warna-warna primer (merah, kuning, biru) yang paling banyak diaplikasikan di bangunan-bangunan yang difungsikan untuk tempat bermain anak, seperti playgroup, taman bermain, bahkan rumah sakit ibu dan anak. Hal ini disebabkan karena warna inilah yang paling digemari oleh anak-anak. Bagi usia anak-anak, jenis warna ini mampu merangsang gerak motorik dan juga perkembangan otak mereka.

Warna juga dapat digunakan untuk memusatkan perhatian pada objek tertentu, untuk memecah ruang, menggabungkan ruang, untuk menyeimbangkan proporsi ruang, bahkan mungkin bagi kalangan tertentu warna dapat memberi efek penenang terhadap diri sendiri.

Sekilas tentang psikologi warna…

Masih tentang warna. Warna juga memiliki efek tertentu terhadap perasaan manusia. Misalnya warna biru yang bagi sebagian orang merupakan warna yang tenang, tapi dapat juga warna ini bersifat menekan seseorang ketika dulunya orang tersebut memiliki pengalaman buruk tertentu.

Berikut saya tuliskan sedikit tentang asosiasi dan psikologi warna yang saya baca dan saya kutip di buku Menata Rumah Dengan Warna karya Imelda Akmal.

Merah

Merah mampu mengangkat mood di dalam rumah. Namun, penerapan warna merah yang dominan yang dominan pada ruang orang dewasa akan mengakibatkan kelelahan, memicu emosi dan rasa marah. Sedikit warna merah sudah cukup untuk menarik perhatian dan dan memberi pengaruh besar untuk mengubah suasana ruang. Merah memberi kesan hidup, cerah, gairah, kuat. Merah juga bisa berkesan panas, bahaya, agresif, brutal, dan emosi yang meledak.

Jingga

Dalam lingkaran warna, warna ini berada ditengah warna merah dan kuning. Warna ini merupakan warna yang paling hangat karena memiliki energi dua warna : merah yang panas dan kuning yang hangat lembut. Dalam kehidupan sehari-hari warna ini diasosiasikan dengan kehangatan alam, khususnya warna matahari terbenam. Warna ini dapat memecah kekakuan dan menciptakan rasa akrab. Warna ini juga mampu merangsang kreativitas dan daya cipta. Sehigga akan cocok diaplikasikan untuk ruang kerja bagi mereka yang berprofesi di dunia desain dan seni. Dalam penataan interior, warna ini sangat efektif untuk menghidupkan suasana. Penggunaan pada ruang makan juga mampu meningkatkan selera makan dan membangkitkan komunikasi yang hangat ketika menyantap hidangan bersama keluarga.

Kuning

Kuning adalah warna matahari, sumber energi, dan sumber cahaya alam di bumi. Sebagai salah satu warna primer, kuning memiliki efek yang kuat. Sehingga secara psikologis warna ini sangat efektif diterapkan pada hal-hal yang membutuhkan motivasi dan menaikkan mood. Dalam psikologi warna,kuning dikaitkan dengan kecerdasan, ide baru serta kepercayaan terhadap potensi diri. Warna ini adalah warna yang sangat positif sehingga dapat dipakai untuk menghilangkan keragu-raguan, melambangkan kejujuran, mengeliminasi pemikiran negatif, dan memberi semangat. Dalam interior, warna ini dapat ditempatkan disemua ruang. Warna ini memberikan kesan hangat, gembira, menyenangkan, membangkitkan energi, dan menginspirasi. Dalam konteks negatif warna ini juga dapat berarti sinis, kritis, dan murah/tidak eksklusif.

Hijau

Warna hijau adalah warna yang langsung mengasosiasikan kita akan pemandangan alam. Dalam lingkaran warna, wrana ini berada ditengah warna kuning dan biru. Warna ini mencerminkan harmoni karena merupakan perpaduan dari dua warna tersebut. Warna ini memberi kesan harmonis, toleran, stabil, formal.

Biru

Biru adalah warna langit dan juga warna laut. Warna ini selalu mengasosiasikan kita terhadap air dan sesuatu yang bersikap dingin. Dalam lingkaran warna biru merupakan warna yang paling dingin, karena itulah warna ini seringkali untuk hal-hal yang memerlukan ketenangan dan waktu-waktu dimana kita menginginkan untuk berhenti dan beristirahat. Warna ini juga sering diaplikasikan untuk kamar anak laki-laki karena melambangkan maskulinitas. Warna biru berarti damai, tenang, meditatif, kentemplatif.

Ungu

Ungu merupakan warna yang paling unik karena karakternya berubah-ubah begitu drastis tergantung intensitas yang dimilikinya. Warna ungu terbentuk dari kombinasi antara warna yang berseberangan : warna merah dan biru. Warna merah yang melambangkan kuat, bergairah, panas bergabung dengan warna biru yang tenang, dingin, dan damai. Warna ungu yang lebih didominasi warna merah adalah warna yang kuat dan mencerminkan kemuliaan, keagungan dan kemewahan. Sedangkan warna ungu yang cenderung ke biru  memiliki karakter yang khidmat yang banyak dipakai untuk melambangkangkan dukacita, agama, atau sesuatu yang sakral. Penerapan ungu dalam interior harus betul-betul disesuaikan dengan fungsi ruang dan efek karakter masing-masing warna ungu itu sendiri.

Yup. Itulah sedikit tentang asosiasi dan psikologi warna yang saya tuliskan.

Terimakasih sudah sudi meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya.

🙂

Leave a Comment